Assalamu’alaikum.WR.WB
Perkenalkan nama saya Nadya Nur Azmi, atau lebih akrab dipanggil Nadya. Saya adalah seorang mahasiswa semester 2 yang berkuliah di Akademi Terapi Wicara – Yayasan Bina Wicara (ATW –YBW) yang beralamatkan di Jl. Kramat VII No.27, Jakarta. Saya akan menceritakan sedikit bagaimana awal mula bisa kenal dan kegiatan perkuliahan di Akademi Terapi Wicara. Sebelum daftar di Akademi Terapi Wicara ini saya sudah pernah daftar di Poltekkes Jakarta 3 dengan jurusan kebidanan. Saya mengikuti tes masuk jalur uji tulis gelombang pertama dan kedua di Poltekkes Jakarta3, di gelombang pertama jalur uji tulis saya gagal dan mencoba lagi di gelombang kedua. Di gelombang kedua alhamdulillah saya lolos di jalur uji tulis, senang? tentu saja senang bukan main, karena merasa sudah lega dengan lolosnya di jalur uji tulis. Beberapa minggu setelah pengumuman uji tulis, dilakukanlah uji kesehatan. Karena tinggi badan saya 153 saya percaya diri untuk masuk poltekkes, karena minimal tinggi badan untuk kebidanan adalah 150. Beberapa tes sudah saya lakukan dan tidak ada masalah dengan tes tersebut, namun terdapat satu masalah pada tes pengukuran tiggi badan yang saya lakukan. Tinggi badan saya seharusnya 153 tetapi saat diukur di Poltekkes menjadi 148. Saya sudah berfikiran “saya pasti tidak lolos uji kesehatan karena tinggi badan saya kurang” dan betul saja saat pengumuman nama saya tidak ada di pengumuman uji kesehatan tersebut. Karena keluarga sudah mengetahui kegagalan saya akhirnya keluarga mencarikan alternatif lain supaya saya bisa berkuliah dan akhirnya tante saya yang bekerja dibidang kesehatan (OkupasiTerapi) di RS. Hermina Bekasi merekomendasikan Akademi Terapi Wicara yang memiliki prospek kerja yang bagus. Akhirnya saya cari tau tentang Akademi Terapi Wicara setelah sudah mengetahui beberapa info tentang ATW dengan keyakikan hati saya memutuskan untuk mendaftar di Akademi Terapi Wicara gelombang 2 pada tanggal 29 Juli 2019. Setelah menjalani serangkaian tes alhamdulillah saya dinyatakan lulus, dilanjutkan dengan wajib mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru atau biasa disebut dengan PKKMB pada tanggal 27 Agustus -30 Agustus 2019. Di hari pertama PKKMB diisi dengan kegiatan perkenalan dengan teman-teman dan kakak tingkat dari Senat yang memiliki panggilan sendiri yaitu kanda dan yunda, Setelah itu ada pembagian kelompok dan pemberitahuan barang apa saja yang harus dibawa besok. Dihari selanjutnya sudah mulai banyak kegiatan, diawali dengan sambutan dari Direktur dan pembekalan materi dari beberapa dosen. Tidak hanya itu saja, seluruh cama-cami (calon mahasiswa dan mahasiswi) diberitahukam lagu MARS Akademi Terapi Wicara Jakarta dan Gaudeamus, tidak lupa juga para cama-cami diberikan yel-yel , selain itu juga ada banyak sekali games seru. Dihari terakhir cama-cami wajib menampilkan sebuah pertunjukan seni dari masing-masing kelompoknya, ada yang menyanyi dan ada juga yang menari. Pokoknya kegiatan PKKMB berlangsung seru dan cukup melelahkan. Akhirnya selesai juga masa PKKMB selesai juga masa berangkat gelap pulang gelap. Senang rasanya dinyatakan lulus dari PKKMB.
Untuk jadwal perkuliahan di Akademi Terapi Wicara dibilang sangat padat, dari hari senin- jumat wajib datang ke kampus pukul 08.00 dan selesai perkuliahan pada pukul 14.40, di hari senin dan kamis ada kegiatan keagamaan untuk yang beragama islam membaca Al-Quran dan belajar ilmu tajwid setiap 3 mimggu sekali, lalu untuk yang beragama non islam ada kegiatan rokris. Setelah keagamaan selesai barulah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dan dihari jumat diisi untuk FEA (Friday Exciting Activity) yang didalamnya ada kegiatan senam bersama, UKM, dan keputrian untuk mahasiswi. Untuk UKM itu sendiri mahasiswa dibebaskan untuk memilih mana yang sesuai dengan minat dan bakat, ada Seni Tari, Musik, English Club, DKV (Desain Komunikasi Visual), Writing, Bulu Tangkis, Tenis Meja. Dan saya sendiri awalnya memutuskan untuk bergabung dengan UKM Musik, karena saat SMP saya pernah mengikuti ekstra kulikuler Vocal dan begitupun di SMA saya mengikuti dua ekstra kulikuler diantaranya ada Vocal dan Tari Ratoeh Jaroe. Dan di ATW saya juga memutuskan untuk mengikuti UKM Musik. Tapi karena di UKM Musik terlalu banyak anggotanya, akhirnya anggota diminta untuk mengajukan diri untuk keluar. Akhirnya saya yang mengajukan diri untuk keluar dan mengikuti UKM Writing, di UKM Writing ternyata bakat saya membuat puisi terlihat.
Di semester I mata kuliah yang ditempuh berjumlah 20 sks. Ada mata kuliah Anatomi & Fisiologi, Pengantar Neuro Sains Bahasa, Bahasa Indonesia, Psikologi, Audiologi, Bahasa Inggris, Komunikasi Normal, dan Ortopedagogik. Tidak hanya itu, mahasiswa semester I juga wajib menjalani kursus komputer setiap minggunya. Untuk fasilitas dikelas cukup memadai. Ada proyektor, sound, mikrofon untuk dosen saat menyampaikan materi, AC, Kipas angin dan juga Wifi. Diawal kegiatan belajar mengajar dosen menyampaikan kontrak belajar dan apa saja sanksi yang akan diberikan apabila mahasiswa melanggar peraturan, seperti mahasiswa pada umumnya kami diberi tugas individu, kelompok, kuis sebagai nilai tambah, UTS dan juga UAS. Selain itu juga mahasiswa semester I mendapat tugas turun langsung ke lapangan untuk melakukan observasi ke beberapa SLB (Sekolah Luar Biasa). Semester I ditutup dengan kegiatan Classmeeting antar angkatan, saya dan teman-teman juga ikut berpartisipasi, ini jadi acara penyaluran bakat, kekeluargaan, dan seru-seruan sebelum liburan tiba.
Setelah kurang lebih satu bulan libur, seluruh mahasiswa masuk kembali pada tanggal 3 Februari 2020. Dan saya sekarang sudah menjadi mahasiswa semester II, perasaan senang, takut dan resah saya rasakan sekarang, senang karena bisa mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik tetapi takut juga karena nanti semakin banyak mata kuliah yang sulit dan hal baru yang harus dihadapi kedepannya. Untuk semester II ini mahasiswa harus menempuh 22 sks. Ada mata kuliah Statistik dan Metode Ilmiah, Kewirausahaan dan Peralatan Terapi Wicara, Dislalia, Manajemen Klinik I, Linguistik, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Etika dan Regulagi Terapi Wicara, Keterampilan Klinik Dasar I, dan Gangguan Perkembangan Pervasif. Ditambah dengan kegiatan literasi perkelompok, dan juga nantinya aka nada kegiatan PKL (Praktik Kerja Lapangan) untuk anak dan dewasa.
MENGENAL AKADEMI TERAPI WICARA
Terapis Wicara adalah profesi tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi melakukan penanganan untuk gangguan bahasa, wicara, suara, irama kelancaran, dan gangguan menelan.
Sebagian contoh kondisi individu yangb membutuhkan terapi wicara : Autisme, tuna rungu, mental retardasi, Down syndrome, celah bibir dan langit-langit, post stroke, gagap dan latah.
Tempat-tempat yang membutuhkan Terapis Wicara, yaitu:
1. Rumah Sakit
2. Klinik
3. Sekolah yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus
4. Pusat tumbuh kembang anak
5. Stoke Center
Tidak ada komentar:
Posting Komentar